Thursday, January 12, 2012

Tat Twam Asi Dalam Kehidupan

Tat Twam Asi  berasal dari bahasa sansekerta. Tat artinya: itu (ia), Twam artinya: kamu, dan Asi artinya: adalah. Tat Twam Asi adalah kata-kata dalam filsafat Hindu yang mengajarkan kesosialan yang tanpa batas karena diketahui bahwa “ia adalah kamu” saya adalah kamu dan segala mahluk adalah sama memiliki Atman yang bersumber dari Brahman, sehingga menolong orang lain berarti menolong diri sendiri dan menyakiti orang lain berarti menyakiti diri sendiri. Tat Twam Asi adalah ajaran moral yang bernafaskan ajaran agama Hindu. Filosofi yang diajarkan dalam Ajaran Tat Twam Asi sangatlah bagus untuk dijadikan pedoman dalam menjalani lika-liku kehidupan di Dunia ini.

Kita semua yang tercipta dan lahir di Dunia ini adalah sama. Berasal dari satu sumber, yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sebagai contoh, berikut ada sebuah cerita yang mengajarkan kita mengenai kebenaran dasar dari ajaran Tat Twam Asi. Di suatu bukit, ada sebuah batu besar. Seorang pemahat duduk di batu dan memahat sebuah patung Siwa. Dalam pembuatan patung tersebut potongan batu-batu kecil bekas pahatan dibuang. Patung Siwa kemudian dipasang di Pura untuk upacara. Tidak ada yang memperhatikan batu yang tersisa di bukit. Tapi diam-diam mereka(batu sisa) menyatakan kebenaran 'Tat Twam Asi'. 'Kami sama dengan patung yang kaupuja itu'. Patung batu Siwa dan dan pecahan batu di bukit berasal dari batu yang sama. Pada awal mulanya mereka itu satu. Kemudian sebagian menjadi patung dan bagian lain menjadi bahan bangunan atau hal yang lain. Tapi semuanya dari batu yang sama. Inilah kebenaran dasar dari ajaran Tat Twam Asi yang harus dipahami. Apakah kita menghormatinya dalam suatu bentuk atau menggunakannya untuk membangun rumah, semuanya dari bahan yang sama.

Mulai dari diri kita sendiri, kita sebagai makhluk sosial tentunya tak dapat hidup sendiri tanpa adanya orang lain. Kita ingin diperlakukan dengan baik, dengan ramah, dan tak ingin orang lain berbuat atau melakukan sesuatu tidak baik kepada kita. Maka dari itu, sepantasnya kita selalu berpegang teguh dengan ajaran Tat Twam Asi. Bahwasannya jika kita selalu berbuat baik dan berusaha menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan kita, niscaya kita pun akan mendapatkan kebaikan dari orang lain juga.

Tapi apakah implementasi Tat Twam Asi dalam Kehidupan jaman/masa sekarang ini selalu berjalan dengan baik dan tanpa hambatan? Tentu saja selalu ada kata ‘tapi’ yang mengganjal. Selalu saja ada sisi baik dan sisi buruk, selalu ada hitam berpasangan dengan putih, selalu ada gelap yang berpasangan dengan terang (Rwa Bhineda). Terlepas dari semua itu, seandainya saja setiap orang di Dunia ini memegang prinsip dan ajaran Tat Twam Asi, tentunya kehidupan ini akan penuh dengan kasih sayang dan kedamaian. Karena di dalam setiap diri seseorang, terdapat hati yang merasakan perasaan atau hati orang lain, dan kasih sayang yang selalu ingin dibagikan kepada orang lain.

Damai selalu.. 
                

1 comment: