Tat Twam Asi
berasal dari bahasa sansekerta. Tat artinya: itu (ia), Twam artinya:
kamu, dan Asi artinya: adalah. Tat Twam Asi adalah kata-kata dalam filsafat
Hindu yang mengajarkan kesosialan yang tanpa batas karena diketahui bahwa “ia
adalah kamu” saya adalah kamu dan segala mahluk adalah sama memiliki Atman yang
bersumber dari Brahman, sehingga menolong orang lain berarti menolong diri
sendiri dan menyakiti orang lain berarti menyakiti diri sendiri. Tat Twam Asi
adalah ajaran moral yang bernafaskan ajaran agama Hindu. Filosofi yang
diajarkan dalam Ajaran Tat Twam Asi sangatlah bagus untuk dijadikan pedoman
dalam menjalani lika-liku kehidupan di Dunia ini.
Kita
semua yang tercipta dan lahir di Dunia ini adalah sama. Berasal dari satu
sumber, yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sebagai contoh, berikut ada sebuah
cerita yang mengajarkan kita mengenai kebenaran dasar dari ajaran Tat Twam Asi.
Di suatu bukit, ada sebuah batu besar. Seorang pemahat duduk di batu dan
memahat sebuah patung Siwa. Dalam pembuatan patung tersebut potongan batu-batu
kecil bekas pahatan dibuang. Patung Siwa kemudian dipasang di Pura untuk
upacara. Tidak ada yang memperhatikan batu yang tersisa di bukit. Tapi
diam-diam mereka(batu sisa) menyatakan kebenaran 'Tat Twam Asi'. 'Kami sama
dengan patung yang kaupuja itu'. Patung batu Siwa dan dan pecahan batu di bukit
berasal dari batu yang sama. Pada awal mulanya mereka itu satu. Kemudian
sebagian menjadi patung dan bagian lain menjadi bahan bangunan atau hal yang lain.
Tapi semuanya dari batu yang sama. Inilah kebenaran dasar dari ajaran Tat Twam
Asi yang harus dipahami. Apakah kita menghormatinya dalam suatu bentuk atau
menggunakannya untuk membangun rumah, semuanya dari bahan yang sama.
Mulai dari diri kita sendiri, kita
sebagai makhluk sosial tentunya tak dapat hidup sendiri tanpa adanya orang
lain. Kita ingin diperlakukan dengan baik, dengan ramah, dan tak ingin orang
lain berbuat atau melakukan sesuatu tidak baik kepada kita. Maka dari itu,
sepantasnya kita selalu berpegang teguh dengan ajaran Tat Twam Asi. Bahwasannya
jika kita selalu berbuat baik dan berusaha menolong orang lain yang membutuhkan
pertolongan kita, niscaya kita pun akan mendapatkan kebaikan dari orang lain
juga.
Tapi apakah implementasi Tat Twam
Asi dalam Kehidupan jaman/masa sekarang ini selalu berjalan dengan baik dan
tanpa hambatan? Tentu saja selalu ada kata ‘tapi’ yang mengganjal. Selalu saja
ada sisi baik dan sisi buruk, selalu ada hitam berpasangan dengan putih, selalu
ada gelap yang berpasangan dengan terang (Rwa Bhineda). Terlepas dari semua
itu, seandainya saja setiap orang di Dunia ini memegang prinsip dan ajaran Tat
Twam Asi, tentunya kehidupan ini akan penuh dengan kasih sayang dan kedamaian.
Karena di dalam setiap diri seseorang, terdapat hati yang merasakan perasaan
atau hati orang lain, dan kasih sayang yang selalu ingin dibagikan kepada orang
lain.
Damai selalu..
lumayan buat tugas agama XD
ReplyDelete